Selamat Datang di tirmidzi85.blogspot.com, Semoga Bermanfaat bagi Kita Semua

Jumat, 03 April 2009

LUMPUR LAPINDO DAN NASIB PENDIDIKAN

LUMPUR LAPINDO DAN NASIB PENDIDIKAN
Oleh: Tirmidzi*


Sudah hampir satu tahun lamanya, semburan Lumpur Lapindo Brantas tak kunjung reda. Korban demi korban berjatuhan dan permasalahan semakin kompleks, mulai dari penanganan yang lambat, pencemaran lingkungan yang semakin meningkat, ganngguan jalur transportasi, dan lainnya.
Di balik itu, terpadap permasalahan riil yang menuntut penanganan secara khusus dan terfokus yaitu tersendatnya proses pendidikan. Di tengah keributan pelaksanaan Unas, beberapa media massa meliput bagaimana nasib korban Lumpur Lapindo dalam mengikuti Ujian Akhir tersebut. Sangat mengenaskan ketika seseorang harus mengikuti Ujian di lembaga pendidikan yang jauh, itupun dengan keadaan yang memperihatinkan. Dan bahkan ada yang harus merelakan pendidikan mereka hilang, karena harus mengungsi dari rumah yang tertimbun Lumpur.
Persoalan seperti itu harus mendapat perhatian khusus, mengingat pendidikan merupaan asset terpenting untuk pengembangan intelektualitas anak bangsa, pendidikan adalah media yang akan menentukan masa depan mereka, sekaligus masa depan Negara. Bukankah Negara juga turut rugi ketika sebagian bangsanya berada di jalanan disebabkan mereka putus sekolah?, bukankah Negara juga merasa malu ketika pengangguran membeludak di dalamnya?.
Walau demikian, isu yang mengemuka sekarang hanya terbatas pada bagaimana penanganan semburan Lumpur, pencairan dana ganti rugi. Sedangkan masalah yang terkait dengan pendidikan tidak pernah disinggung sama sekali. Bukankah generasi muda, termasuk korban Lapindo, adalah asset penting Negara?, bukankah mereka yang akan membangun kembali Porong atau bahkan Negara ini di masa yang akan datang?.
Bertolak dari itu, ada beberapa hal yang harus dijadikan catatan bagi pemerintah dan warga Porong selaku korban Lumpur yang terus meminta korban. Pertama, di tengah gencarnya gugatan masyarakat akan dana ganti rugi, pemerintah harus memperhatikan bagaimana nasib generasi muda, terutama terkait dengan proses pendidikan mereka.
Inisiatif penulis, pemerintah harus menyiapkan dana khusus untuk biaya pendidikan. Bagaimana mereka tetap melanjutkan pendidikan mereka, baik dengan membangun lembaga baru khusus untuk para korban Lumpur atau mencarikan lembaga lain yang dapat menampung mereka untuk melanjutkan proses pendidikan mereka. Intinya, mereka tetap melanjutkan pendidikannya demi tercapainya masa depan mereka yang gemilang. Terlebih pendidikan itu diberikan secara gratis, mengingat ekonomi mereka telah hilang ditelan Lumpur.
Kedua, masyarakat Porong harus merasa dan sadar bahwa mereka bukan hanya kehilangan rumah, tanah, dan lahan bisnis mereka. Tapi, mereka telah kehilangan jalan menuju pencerahan masa depan generasi penerus mereka, yaitu pendidikan. Dengan demikian, yang mereka pikirkan bukan hanya barang domistik belaka, tapi mereka menatap lebih jauh, bagaimana masa depan generasi mereka.
Sekali lagi penulis tegaskan bahwa pendidikan merupakan barang berharga yang harus dipelihara dan dijaga. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan di dalamnya. Peran pemerintah dan masyarakat terhadap kemajuan pendidikan sangat besar. Oleh karena itu mereka dituntut untuk berperan aktif dalam memajukan pendidikan. Where is a will there is a way, itulah kiranya salah satu prinsip yang harus mereka pegang.

*Penulis berdomisili di  Jl. Ahmad Yani 117 Asrama Putera Supel Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahnks atas komentarnya...